Selasa, 23 September 2008

Wisata Kebun Anggrek dan Kaktus Lembang

Bagi Anda para peminat tanaman hias, jika mampir ke kota Bandung dan sekitarnya jangan lupa untuk mengunjungi daerah yang satu ini. Sudah sejak lama kawasan Lembang – selain Cihideung dan Parongpong - dikenal sebagai salah satu “surga tanaman hias” nusantara. Dari mulai tanaman anggrek, mawar, kaktus, euphorbia, hingga tanaman pengusir nyamuk semacam zodiah, rosemary atau lavender mudah Anda dapatkan di daerah ini. Bahkan tanaman semacam cocor bebek, lidah mertua hingga aneka tanaman sukulen juga tersedia.

Belakangan, anggrek dan kaktus cenderung menjadi primadona bagi para petani maupun peminat tanaman hias di daerah yang terletak tak jauh dari gunung Tangkuban Parahu ini. Sebelumnya orang acap menganggap kaktus hanya sebagai tanaman gurun yang tidak menarik. Namun tanaman berduri ini belakangan kian banyak peminatnya.
Beberapa lokasi perkebunan bahkan tak sekedar menjadi tempat budidaya tanaman saja, namun juga ada yang disulap menjadi lokasi agrowisata. Sebagai contoh, supermarket tanaman Venita atau Rizal Orchid. Setiap akhir pekan, kedua lokasi yang terletak di jalan raya Maribaya ini kerap didatangi para pemburu tanaman hias. Sebagian besar peminatnya berasal dari ibukota.

Selain di dua lokasi tadi, para peminat kaktus, anggrek maupun tanaman hias dapat mendatangi daerah Bukanagara, atau Pagerwangi, Lembang. Di sana banyak dijumpai rumah kaca (green house) yang membudidayakan aneka tanaman hias. Untuk menjangkau Bukanagara, daerah Panorama Lembang dapat dijadikan acuan. Misalnya jika Anda datang dari arah Bandung, maka ketika sampai di pertigaan panorama Anda harus mengambil arah lurus (arah Maribaya). Sedangkan jika datang dari arah Subang, ketika sampai di pertigaan Panorama, Anda harus mengambil belok kiri. Alternatif lainnya adalah mengambil akses dari arah selatan pasar Lembang.

Daerah sekitar Jl Raya Tangkuban Parahu (jalan menuju arah Subang) juga bisa menjadi pilihan alternatif. Sebagai contoh daerah Ciburial. Di sini terdapat beberapa perkebunan kaktus, anggrek dan aneka tanaman hias - temasuk juga bunga potong. Kebetulan di daerah tersebut, keluarga kami juga turut mengembangkan sebuah perkebunan kecil-kecilan (insanomi cacti). Di sana kami membudidayakan berbagai jenis kaktus, stroberi dan aneka tanaman sukulen. Untuk menjangkau daerah ini, Anda bisa menjadikan SPBU di sekitar gunung puteri/ Ciburial sebagai acuan.

Harga anggrek dan kaktus sangat variatif. Misalnya kaktus, berkisar antara Rp.2000, - hingga jutaan rupiah. Sedangkan untuk anggrek biasanya berkisar antara Rp. 15.000,- hingga jutaan rupiah.
Nah, jika Anda tertarik untuk mencari berbagai jenis tanaman hias, terutama anggrek dan kaktus ataupun sekedar ingin berwisata agro, kawasan Lembang bisa menjadi pilihan.

Budidaya Tanaman Anggrek

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp.,dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :> Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.> Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp., dan Arachnis sp.Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.> Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.> Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut :> Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.; pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis, mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau batu bata. Perbanyakan secara vegetatif ini akan menghasilkan anak tanaman yang mempunyai sifat genetik sama dengan induknya. Namun perbanyakan konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas.> Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji tersebut.Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien. Pada saat ini metode kultur in vitro merupakan salah satu cara yang mulai banyak digunakan dalam perbanyakan klon atau vegetatif tanaman anggrek. Kultur in vitro pertama kali dicoba oleh Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang disebut totipotensi yang dicetuskan oleh kedua orang sarjana Jerman Schwann dan Schleiden pada tahun 1830.Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif (seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik (bebas mikroorganisme).Secara generatif, benih tanaman diperoleh melalui biji hasil persilangan yang secara genetis biji-biji tersebut bersifat heterozigot. Sehingga benih-benih yang dihasilkan mempunyai sifat tidak mantap dan beragam. Dengan cara ini untuk mendapatkan tanaman yang sama dengan induknya sangatlah sulit, karena persilangan anggrek telah berkembang demikian luasnya. Namun dengan cara ini akan diperoleh varietas baru.Secara vegetatif yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif atau kultur jaringan seperti akar, daun, batang atau mata tunas pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptik. Dengan metode ini dapat diharapkan perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara cepat dan berjumlah banyak, serta sama dengan induknya.Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka. Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house). Selain untuk melindungi tanaman dari gangguan alam, juga akan mengurangi intensitas serangan OPT.Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini belum ada media yang memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman anggrek.Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia antara lain : moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.Pecahan batu bata banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan dengan pecahan genting. Media pecahan batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik Moss yang mengandung 2–3% unsur N sudah lama digunakan untuk medium tumbuh anggrek. Media moss mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula. Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya. Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa yang sudah tua.Media tumbuh sabut kelapa, pakis, dan moss merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis sp. Namun bila pakis dan moss yang tumbuh di hutan ini diambil secara terus-menerus untuk digunakan sebagai media tumbuh, dikhawatirkan keseimbangan ekosistem akan terganggu. Serutan kayu atau potongan kayu kurang sesuai untuk media anggrek karena memiliki aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya kurang baik, serta miskin unsur N. Proses pelapukan berlangsung lambat, karena kayu banyak mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa.Media serutan kayu jati merupakan media tumbuh yang baik untuk pertumbuhan anggrek Aranthera James Storie. Pecahan arang kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan miskin zat hara. Namun arang cukup baik untuk media anggrek.Penggunaan media baru (repotting) dilakukan antara lain sebagai berikut :> Bila ditanam dalam pot (wadah) sudah terlalu padat atau banyak tunas.> Medium lama sudah hancur, sehingga menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakitTanaman anggrek yang sedang aktif tumbuh, membutuhkan lebih banyak air dibandingkan dengan yang sudah berbunga. Frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek bergantung pada jenis dan besar kecil ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan pertanaman. Sebagai contoh adalah tanaman anggrek Vanda sp., Arachnis sp., dan Renanthera sp., yaitu anggrek tipe monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung, sehingga membutuhkan penyiraman lebih dari dua kali sehari, terutama pada musim kemarau.Seperti tumbuhan lainnya, anggrek selalu membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tanaman anggrek akan nutrisi sama dengan tumbuhan lainnya, hanya anggrek membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperlihatkan gejala-gejala defisiensi, mengikat pertumbuhan anggrek sangat lambat.Dalam usaha budidaya tanaman anggrek, habitatnya tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya tanaman diberi pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk yang digunakan umumnya pupuk majemuk yaitu yang mengandung unsur makro dan mikro.Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang berukuran sedang perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk merangsang pembungaan, perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30.Jika dilakukan pemupukan ke dalam pot maka hanya pupuk yang larut dalam air dan kontak langsung dengan ujung akar yang akan diambil oleh tanaman anggrek dan sisanya akan tetap berada dalam pot. Pemupukan pada sore hari menunjukkan respon pertumbuhan yang baik pada anggrek Dendrobium sp.

Pemupukan Pada Tanaman Anggrek Dendrobium

Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Jakarta, baiksebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot.Salah satu jenis bunga yang banyak dikembangkan di Jakarta adalah anggrek Dendrobium. Selain tingkat kebutuhankonsumen akan bunga anggrek Dendrobium cenderung meningkat, harganya pun cukup tinggi.Dalam membudidayakan tanaman anggrek Dendrobium, media yang digunakan tidak cukup menyediakan unsur-unsuryang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, sehingga perlu diberi pupuk, baik organik maupun anorganik. AnggrekDendrobium merupakan tanaman epifit, sehingga penyerapan hara melalui akar sangat sedikit karena itu penyerapanhara dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pupuk melalui daun.Selama ini pupuk majemuk yang digunakan petani adalah: Hyponex, Gaviota, Cristalon, dan lain-lain, sementara hargapupuk tersebut akhir-akhir ini meningkat. BPTP Jakarta telah melakukan pengkajan beberapa jenis pupuk pada tanamananggrek Dendrobium sebagai salah satu upaya mendapatkan pupuk pengganti (alternatif) yang efektif dan efisien.JENIS DAN MANFAAT PUPUK-Pupuk Nitrogen (N) berpengaruh meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tetapi bila diberikan secara berlebihan, tanamanmudah terserang penyakit dan pembentukan bunga menjadi terhambat.-Pupuk Phospor (P) berpengaruh untuk merangsang pembungaan. Kekurangan unsur P menyebabkan pertumbuhantanaman terhambat.-Pupuk Kalium (K) merangsang pertumbuhan akar dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Kekurangan unsurK menyebabkan terhambatnya proses fotosintesa dan jumlah tangkai bunga menurun.PEMBERIAN PUPUKPemberian pupuk pada tanaman anggrek Dendrobium disesuaikan dengan tahap pertumbuhan tanaman yaitu:1. Dendrobium bibit (Seedling) membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 60:30:30.2. Dendrobium ukuran sedang tumbuh membutuhkan pupuk dengan perbandinganN:P:K sebanyak 30:30:30.3. Dendrobium yang sedang berbunga membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 10:60:10.4. Dosis untuk pupuk daun yang berbentuk kristal adalah 1 gram/liter dan dosis untuk pupuk berbentuk cairan adalah 2cc ? 3 cc dilarutkan dalam 1 liter air.5. Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan menyemprotkan ke seluruh bagian tanaman.6. Sebaiknya tidak menyiramkan pupuk ke media karena tidak efisien, hanya ujung akar yang memanfaatkanya.7. Waktu penyemprotan sebaiknya pada pagi atau sore hari.8. Jika cuaca mau hujan tunda pemupukan karena pupuk yang diberikan akan tercuci sebelum diserap tanaman.HASIL KAJIANPupuk yang dikaji terdiri dari:a) 30 gr NPK + 5 cc Metalik/10 lt,b) 5 gr Dekastar + 5 cc Metalik/10 lt,c) 40 cc Herbasri/10 lt.Bibit anggrek yang digunakan berasal dari kultur jaringan dengan ukuran bibit 10 cm yang ditanam pada pot tanahberdiameter 15 cm.Pot diisi dengan pecahan batu bata sampai 1/3 bagian tinggi pot.Selanjutnya anggrek ditanam pada bagian tengah pot yang telah berisi media.Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman telah berumur 1 minggu dengan cara disemprot melalui daun dandiulang tiap minggu.Pemeliharaan tanaman dilakukan secara rutin terutama penyiraman. Pengendalian terhadap ulat daun digunakanDithane 0,2%.Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK ditambah unsur mikro Metalik cenderung memberikanpertumbuhan yang terbaik diikuti oleh penggunaan pupuk Dekastar + Metalik dan penggunaan pupuk Herbasri.Sumber: LIPTAN BPTP JAKARTA, No.: 02/RL/LIPTAN/BPTP JKT/2002